TIMESMUBA, BOGOR– Kepala Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Ardiansyah paparkan berbagai inovasi yang telah dicapai dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Musi Banyuasin saat dirinya hadir sebagai narasumber pada Workshop Brida dengan tema “Model pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan” yang berlangsung di Ruang 7 Lt.2 Gedung ICC, KST Soekarno Bogor, Jum’at (9/8/2024).
Dalam paparannya, ada beberapa program yang disampaikannya diantaranya program bantu Umak dan Program Pedas Nia (peduli disabilitas dan lansia), Program Bertani (bedah rumah tidak layak huni), Program Bedecit (bergerak dengan cepat, ikhlas dan tuntas, Program Siaga SOS ( Sistem integrsi aplikasi data sosial), Program Jurasik (jujur masyarakat miskin) dan Bantu UBAK (Bantuan Pemberdayaan untuk bangkitkan Ekonomi Keluarga).
Ardiansyah atau yang sering disapa Iyank ini mengatakan bahwa kolaborasi menjadi strategi yang sangat penting, sebab, dengan adanya kolaborasi dapat mempercepat pencapaian program – program prioritas. Peran serta Bapedda dan berbagai pihak mampu berkontribusi nyata dalam menyukseskan program-program yang sudah menjadi prioritas sukses menurunkan angka kemiskinan 2,02 % tertinggi di pulau Sumatera dan tertinggi ke 4 di Indonesia. “Keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi yang baik antara Pemkab Muba dan pihak terkait lainnya, dengan fokus pada peningkatan kebijakan dan tata kelola data untuk mengentaskan kemiskinan secara lebih efektif,”tandasnya.
Sementara Direktur diseminasi dan pemanfaatan riset Dan inovasi daerah BRIN
Dr. Oetami Dewi mengatakan bahwa inovasi program pengetasan kemiskinan Kabupaten Muba patut menjadi contoh bagi daerah daerah lainnya.
“Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sudah berhasil dalam pengentasan kemiskinan di wilayahnya. Kami ingin model pengentasan kemiskinan di Muba ini bisa menjadi bagian acuan dari daerah lainnya di Indonesia,”pungkasnya. (ros)